Kalibrasi adalah proses penyesuaian suatu instrumen pengukur dengan standar referensi untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dihasilkan akurat dan sesuai dengan yang diharapkan. Selama proses kalibrasi, dapat terjadi beberapa jenis kesalahan yang dapat mempengaruhi akurasi hasil pengukuran. Kesalahan kalibrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk sumber kesalahan, jenis kesalahan, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini, kami akan membahas tiga jenis kesalahan kalibrasi lengkap dengan sumber kesalahannya.

Sumber Kesalahan Kalibrasi

Terdapat tiga jenis sumber kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan karena alam (natural errors), kesalahan karena alat (instrumental errors), dan kesalahan karena pengukur (personal errors).

Kesalahan Karena Alam (Natural Erros)

Kesalahan karena alam (natural errors) terjadi karena adanya faktor-faktor yang tidak dapat dihindari dalam proses pengukuran. Faktor-faktor ini dapat berupa perubahan suhu, kelembaban, tekanan atmosfer, dan lain sebagainya. Ketika faktor-faktor ini berubah, hasil pengukuran juga akan berubah, meskipun alat yang digunakan dalam pengukuran dalam kondisi yang baik.

Contoh dari kesalahan karena alam ini adalah ketika suhu ruangan berubah dan mempengaruhi hasil pengukuran suatu alat pengukur suhu. Untuk menghindari kesalahan ini, perlu dilakukan kalibrasi berkala dan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan.

Kesalahan Karena Alat (Instrumental Errors)

Kesalahan karena alat (instrumental errors) terjadi karena adanya masalah pada alat pengukur, seperti kerusakan atau keausan pada sensor atau komponen elektronik lainnya. Hal ini dapat menyebabkan alat pengukur tidak berfungsi dengan baik dan menghasilkan hasil pengukuran yang tidak akurat.

Contoh dari kesalahan karena alat ini adalah ketika alat pengukur suhu menunjukkan suhu yang lebih tinggi daripada seharusnya karena kerusakan pada sensor suhu. Untuk menghindari kesalahan ini, perlu dilakukan perbaikan atau penggantian pada alat pengukur yang rusak.

Kesalahan Karena Pengukur (Personal Errors)

Kesalahan karena pengukur (personal errors) terjadi karena faktor manusia, seperti kurangnya keterampilan atau pengalaman dalam penggunaan alat pengukur atau ketidak hati-hatian saat melakukan pengukuran. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pengukuran dan menghasilkan hasil yang tidak akurat.

Contoh dari kesalahan karena pengukur ini adalah ketika pengguna alat pengukur tidak memperhatikan unit pengukuran yang digunakan sehingga hasil pengukuran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan ini, perlu dilakukan pelatihan dan pengawasan yang tepat pada pengguna alat pengukur, serta melakukan verifikasi hasil pengukuran dengan orang lain untuk memastikan keakuratan dan keandalan pengukuran.

Jenis Kesalahan Kalibrasi

Selain sumber kesalahan, terdapat juga tiga jenis kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan besar (blunder/gross error), kesalahan sistematik (systematic errors), dan kesalahan acak (random/accidental errors).

Kesalahan Besar (Blunder/Gross Error)

Kesalahan besar (blunder/gross error) terjadi ketika hasil pengukuran terlalu jauh dari nilai yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan manusia yang signifikan, seperti salah membaca skala alat pengukur atau penggunaan alat pengukur yang salah. Kesalahan besar dapat dengan mudah dideteksi dan dieliminasi, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan pada alat pengukur.

Contoh dari kesalahan besar ini adalah ketika pengguna alat pengukur menambahkan nol ekstra pada hasil pengukuran sehingga menghasilkan nilai yang salah. Untuk menghindari kesalahan besar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap hasil pengukuran secara berkala dan melakukan verifikasi terhadap hasil pengukuran.

Kesalahan Sistematik (Systematic Errors)

Kesalahan sistematik (systematic errors) terjadi ketika hasil pengukuran selalu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kesalahan dalam kalibrasi alat pengukur, kesalahan pada standar referensi, atau pengaruh lingkungan yang tidak diantisipasi. Kesalahan sistematik dapat diidentifikasi dengan melakukan pengukuran yang sama beberapa kali dan menghitung rata-rata hasil pengukuran.

Contoh dari kesalahan sistematik ini adalah ketika alat pengukur suhu selalu menunjukkan nilai yang terlalu tinggi karena faktor lingkungan yang tidak diantisipasi. Untuk menghindari kesalahan sistematik, perlu dilakukan kalibrasi berkala pada alat pengukur dan menggunakan standar referensi yang terpercaya.

Kesalahan Acak (Random/Accidental Errors)

Kesalahan acak (random/accidental errors) terjadi ketika hasil pengukuran bervariasi secara acak dari pengukuran ke pengukuran. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti perbedaan dalam kondisi lingkungan atau kelebihan ketidakpastian dalam pengukuran. Kesalahan acak dapat diatasi dengan melakukan beberapa pengukuran dan menghitung rata-rata hasil pengukuran.

Contoh dari kesalahan acak ini adalah ketika hasil pengukuran berat sebuah benda bervariasi dari pengukuran ke pengukuran karena ketidakpastian dalam pengukuran. Untuk menghindari kesalahan acak, perlu dilakukan pengukuran yang cukup banyak dan menghitung rata-rata hasil pengukuran untuk memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat.

Kesimpulan

sumber kesalahan, yaitu kesalahan karena alam, kesalahan karena alat, dan kesalahan karena pengukur. Kesalahan karena alam meliputi faktor-faktor seperti suhu dan kelembaban, sementara kesalahan karena alat terjadi karena alat pengukur yang digunakan tidak memenuhi standar atau tidak terkalibrasi dengan baik. Sementara itu, kesalahan karena pengukur disebabkan oleh kesalahan manusia dalam melakukan pengukuran.

Selain sumber kesalahan, terdapat juga tiga jenis kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan besar (blunder/gross error), kesalahan sistematik (systematic errors), dan kesalahan acak (random/accidental errors). Kesalahan besar terjadi ketika hasil pengukuran terlalu jauh dari nilai yang diharapkan, kesalahan sistematik terjadi ketika hasil pengukuran selalu terlalu tinggi atau terlalu rendah, sedangkan kesalahan acak terjadi ketika hasil pengukuran bervariasi secara acak dari pengukuran ke pengukuran. Faktor kalibrasi juga harus diperhatikan karena ini menyangkut standar dan keselamatan kerja saat melakukan kalibrasi, untuk faktor kalibrasi Anda bisa baca selengkapnya disini.